Kamis, 29 Oktober 2015

Youger Blogger in October
















Hiruk pikuk Oktober ini
Dari drama hingga imaji
Apalagi..
Masih seputar jerebu yang melahap negeri pertiwi

Kenapa harus ada eksploitasi saat potensi negeri dikebiri
Coba tanya pada neraca keadilan 
Pada pelahap tunas muda masa depan
Sudah saatnya kita dipersatukan tanpa memandang banyak alasan

Sumpah '28' sudah jelas konsolidasi 
Kini bukan zamannya lagi umbar janji
Lalu Apalagi..
Kalau bukan implementasi dan realisasi

Bukankah terlalu banyak bermimpi di siang bolong
Cuma akan jadi tuan omong kosong
Basuhlah peluh yang menggenang ditanah
Ingat, ini bukan soal menang dan kalah

Remember this October
Reza Andrian

Selasa, 06 Oktober 2015

Menolak Bungkam (By: Najwa Shihab)



Sangat tidak mudah berkata TIDAK, ketika kekuasaan tergila-gila dengan kata YA

Saat ketidakadilan merajalela, keberanian menjadi berkah bagi semesta

Melawan akhirnya jadi keharusan, saat hak-hak warga dirampas denga gampangan

Ketika memutuskan menjadi seorang pemberontak, hidup harus diabdikan untuk orang banyak

Inilah pengabdian dijalan yang sepi, perjuangan yang sering kali tidak bertepi

Memang sedikit yang ambil resiko, lebih banyak yang memilih tidak neko-neko

Kenyamanan jauh lebih menggoda, kemapanan dianggap lebih utama

Akan ada intimidasi dan ancaman, yang berakhir dengan pemenjaraan, bahkan hingga kematian

Saat pragmatisme menjadi sobat kekuasaan, idealisme yang menyemai perlawanan

Senin, 05 Oktober 2015

Mealworm, "Pahlawan Lingkungan" Pemakan Plastik

Mealworm atau ulat tepung, dalam riset Min Wu jadi solusi pengurai plastik yang selama ini sulit teratasi. Sumber gambar: nationalgeographic.co.id


Penemuan bermanfaat ini memberikan solusi dalam mengurai permasalahan plastik global. Penelitian tersebut didasarkan temuan Wei-Min Wu dari Stanford University yang berhasil mengungkap ulat tepung mampu mengurai plastik polistirena. Hasil risetnya kini berada di jurnal Enviromental Science and Technology.

Dua rangkaian penelitian Min Wu terhadap ulat tepung dimulai dengan memberikan 34 - 39 miligram styrofoam. Styrofoam termasuk ke dalam bahan plastik dari bahan polistirena, dengan dosis pemberian terhadap ulat tepung yang setara dengan dosis satu pil manusia.

Ulat tepung mengubah styrofoam menjadi karbon dioksida dan materi-materi yang bisa diuraikan. Dampak kesehatan ulat tepung setelah memakan styrofoam terbukti aman, seperti biji-bijian yang menjadi pakan alaminya.

Untuk studi keduanya, Min Wu menggunakan mikroba dalam saluran pencernaan ulat tepung. Mikroba tersebut membuat ulat tepung mampu menguraikan styrofoam. Mikroba dalam hal ini diminta mampu menguraikan polistirena, dan berhasil walaupun penguraiannya berjalan lambat.

Supervisor penelitian dari Stanford University, Craig Riddle mengatakan bahwa riset ini sangat menarik. "Kadang sains mengejutkan kita. Ini adalah kejutan," katanya seperti dikutip situs Popular Science, Jumat(1/10/15) waktu setempat.

Ke depan, Min Wu akan mencoba mengidentifikasikan mikroba pengurai styrofoam dan mencoba mencari organisme semacam ulat tepung di laut. Sehingga, masalah plastik di laut juga dapat teratasi.

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/10/ulat-pemakan-plastik-ini-akan-jadi-pahlawan-lingkungan-dunia

Titik Nadir Keadilan

Sumber Gambar: Kompasiana.com


Bersimpuh oleh peluh
bercampur darah tergerus nanah
Jiwa seakan jadi murah dan mudah terjarah
Oleh petaka yang seakan tercipta tanpa tuan

Pragmatisme jadi pilihan
Ketika idealisme seakan menjadi stigma kesalahan
Karena orietasi uang dengan mengesampingkan pengetahuan dan dampak ke depan
Apakah itu layak disebut dengan kemapanan?

Norma-norma jadi pembiaran seakan sudah usang dimakan zaman
Mereka seakan jadi saksi degradasi moral dan distorsi citra
Implementasi akan realisasi atas solusi jadi barang mahal
Disaat buaian angan-angan dan gelimangan uang rakyat membius menjerat