Rabu, 11 Mei 2016

Hujan III

image via: unsplash.com


lubuk hujan
basah dan mengendap
dari renungan sore yang belum terjawab
sesekali menyekanya dengan tawa dan diam

lembayung memanjat dimensi imaji
bila gelap tiba, temaram lilinlah yang memelukku
dalam rengkuh yang hangat
dan simpul renungan vertikal

tentang takdir dan bilah pedang
adalah persamaan dalam tajamnya kenyataan
ketika bilah membelah kemudian terpencar
atau membelah mendungnya hati mencari secercah mentari

kata-kata dan aksara menjadi rintik gerimis
mengiringi jerebu senyap yang menderu
mengiringi dikau yang merayap hilang
di sudut jalan bernama persimpangan

Selasa, 03 Mei 2016

Jejak Jingga

image via: jinggasisenja.wordpress.com


jejak jejak nestapamu
tertinggal dalam bisu
aku tak mau tau
tapi batinku menderu

kenapa kamu
dari rasa lalu
dari sayatan sembilu
aku tak mau tau

tapi kata dan aksara bertahta padamu
pergi kau cepat pergi
pelupuk asa telah mati
biarlah tergali lubuk sepi

sembari mematri hati memadu rusuk
bukan belati menusuk
kita hanya jerebu kalbu
dari bocah yang baru mengecap madu

sendu bukan lagi dirimu diriku
kini ia adalah jingga dalam senja
bersandar pada ufuk sebuah tanya
di mana jejak jinggamu kini adinda?

Jumat, 22 April 2016

Curahan Hati dan Pikiran dari Surat-Surat Kartini

Curahan Hati dan Pikiran dari Surat-Surat Kartini

image via: wikipedia.org


Tanggal 21 April menjadi momen tahunan berskala nasional dalam memperingati perjuangan hak-hak emansipasi wanita oleh Raden Adjeng Kartini.

Salah satu peninggalan mengenai pemikirannya adalah buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang yang berisi lebih dari 100 surat Kartini untuk para sahabat penanya.

Buku tersebut merupakan versi terjemahan Armijn Pane dengan tahun terbit 1938. Sedangkan versi aslinya merupakan tulisan Kartini dalam bahasa Belanda, yaitu Door Duistemis Tot Licht.

Mengapa surat-surat Kartini lebih menjadi sorotan? Hal ini berhubungan dengan memaknai hari Kartini yang diwarisi hingga kini.

Emansipasi wanita masa kini banyak yang berwujud kemasan seremoni berkonsep lomba atau pawai memakai konde, kebaya, hingga pakaian nasional. Tetapi, berapa banyakkah perempuan yang benar-benar membaca dan memahami buku Habis Gelap Terbitlah Terang?

Padahal, pada tahun 1964, Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional salah satunya atas dasar buah pemikirannya yang tertuang pada serentetan surat-suratnya.

Kala itu, Kartini menulis surat kepada Estella H Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Nyonya RM Abendanon-Mandri, Tuan Prof Dr GK Anton dan Nyonya, Hilda G de Booij, dan Nyonya van Kol.
Surat-surat Kartini menyuarakan sajak jiwa tentang mendambanya dia kepada orang-orang yang memiliki pemikiran kritis yang sama dengannya.

Sosoknya yang dikenal riang dan bersemangat oleh para sahabat penanya juga menyoroti perihal emansipasi wanita, salah satunya tertera pada surat pertamanya untuk Stella.
Dalam suratnya tersebut, Kartini mencurahkan isi hatinya tentang kebebasan hak perempuan kala itu.

Curahannya tidak lain karena dirinya kerap dikurung di dalam rumah. Kartini hanya dapat mengetahui dunia luar dari buku-buku dan surat-surat kepada teman-temannya.
Apalagi pada masa itu pendidikan hanya milik laki-laki belaka. Wanita kelahiran 21 April 1899 inilah yang akhirnya menginsipirasi lewat berbagai tulisannya.

Masih seputar surat-suratnya, Kartini juga mengungkapkan jalan yang ditempuhnya terjal dan belum dirintis oleh wanita lainnya. Jalan kebebasannya dimulai dari aktifitas mengajarnya saat menjadi guru.

Pendidikan bagi Kartini menjadi perkara penting. Baginya, pendidikan merupakan gerbang dalam mewujudkan mimpi.
Surat lainnya kepada Prof Anton pada 4 Oktober 1902, Kartini mengomentari diskriminasi pendidikan pada golongan wanita dan rakya jelata.

Pendidikan bagi Kartini bukan menjadi ajang persaingan terhadap kaum laki-laki untuk lebih sukses. Wanita berpendidikan akan memiliki kecakapan dalam melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.

Dalam surat-surat lainnya juga tampak Kartini kerap berdebat dengan pikiran-pikirannya.
Perkara-perkara yang dihadapinya langsung termasuk anak malang yang banyak ditemuinya di jalanan mendorongnya untuk terus melanjutkan perjuangannya.

Surat-suratnya juga mengulas pandangan dan keluhannya tentang poligami, serta kegundahannya akan perkawinan dan cintanya yang dirasa mustahil ada. Hal tersebut mendasar pada pengalaman ayahnya yang berpoligami.

Selain itu, surat berikutnya yang ditujukan kembali kepada sahabatnya Stella pada 6 November 1899, membahas tentang agama Islam yang dianutnya.

Kartini mencoba menelusuri tentang bagaimana memahami agama bukan hanya sekedar meneruskan generasinya yang terdahulu, seperti yang dia rasakan.

Bahkan, tentang bagaimana memahami isi dari kitab Al-Qur’an bukan hanya berdasar pada kemampuan membacanya.

Hal tersebut karena kala itu penerjemahan ke dalam bahasa yang bisa dipahami masyarakat Jawa di wilayahnya masih sangat minim.

Meskipun masalah menderanya, bahkan ketika ayah yang disayanginya jatuh sakit dan mimpinya kian terasa jauh, Kartini tidak berhenti berjuang lewat tulisan-tulisannya.

Curahan hati dan pemikirannya inilah yang seharusnya menjadikan Kartini sebagai sosok yang menginspirasi untuk wanita masa kini dan nanti.

Senin, 29 Februari 2016

29 Februari

image via: jingganyasenja.wordpress.com



















lama tidak menjejali ranah digital ini dengan rangkaian katakata
khusus bulan ini lagilagi banyak yang harus disyukuri
daripada sibuk meratapi

bulan ini bulan lalu bulan depan lagilagi disyukuri
atas semua rezeki dan inspirasi-Nya
tak terhitung jumlahnya

bulan ini jadi estafet perenungan diri ke bulan berikutnya
bulan ini aku tahu jingga itu senja
aku tahu aksara itu bernada

aku...

Selasa, 12 Januari 2016

Hujan II (Inspirasi)

Gambar: philippians44.blogdetik.com















jika fisik jadi tolak ukur kasih sayang dan cintamu
maka daya tahan nya hanya akan sebatas umur dan padangan matamu
cintailah seseorang bukan hanya dari nilai yang tercipta dari panca inderamu
melainkan hati nurani yang merepresentasikan kecantikan dalam diri

Senin, 11 Januari 2016

Hujan I

Gambar: silanghati.com















sore ini ternyata tanggal 11 Januari
sekilas teringat lagu populer yang sering dinyanyikan
sedangkan aku dalam suasana dingin, jemari menggelitik menari lentik di atas papan dijital
bercerita suasana derasnya hujan yang diterpa memori silam

tentang cerita yang lagilagi tak tersampaikan
tertiup angin terbawa hujan
saat kata hanyalah embun di kacakaca
kacakaca buram oleh mukamuka muram

bau tanah basah mengingatkaku pada kalamku yang terpendam
oleh khayalan di ruang delap, temaram
aku cuma ingin kau setia sabar setidaknya seperti senja yang menunggu hujan reda
biar basahnya hujanya meresap, baunya tanah basahnya tak lenyap

lembutnya tanah kali ini seharusnya mengajarkan kita tentang aksara yang tak seharusnya ikut terbenam
seharusnya cahaya di ujung senja jadi panorama kita
saat lembayung senja menyapa sebelum beralih pulang
Harus kepada siapa kubagi semua ini?

Labalaba

Gambar: biotagua.org















sarang labalaba itu kini membelit diri
menjejali masuk lewat mulutmulut kecil
menangkap seranggaserangga kecil pemamah biak
biak berkembang biak otaknya mengecap ingin berkembang biak
sang laba-laba hanya mengamati
sarapannya yang sudah pasti

Monday Morning (Goodbye Belial)



Setiap orang punya cerita sendiri tentang senin paginya. Senin sering jadi metafora tersendiri bagi day worker ataupun manusia yang terbawa arus aktifitasnya masing-masing, mulai dari sekolah, kuliah, hingga bekerja. I am one of them :) . Mood kita di senin pagi bergantung dari apa yang jadi segesti kita sebelumnya, ada yang belum apa-apa sudah mengeluh seakan berhadapan dengan rutinitas super jenuh hingga menikmatinya ataupun berharap bisa sesibuk orang-orang yang sibuk.

Apapun moddbosster kita, hari ini bagi saya sangatnya medley. Mixed mood ini tidak lepas dari rangkaian aktifitas yang saya lakukan di hari sebelumnya, minggu. Menyenangkan seperti biasa di hari minggu, walaupun bukan lagi zamannya menunggu kartun, saya menunggu jadawal latihan dengan band baru saya dan pertemuan alias briefing dengan band saya yang sudah lama vakum. 

Latihan berjalan seperti biasanya, Alhamdulillah lancar dan menjadi moodbooster saya buat hari itu dan selanjutnya, as usually. Latihan yang saya lakukan sore hari menjelang matahari menuju peraduan itu hanya kurang seperti sebelumnya, setidaknya itu yang dirasakan teman-teman band baru saya. Entah karena cuaca pasca hujan berujung mager, ataupun memang sedang kurang greget latihannya. Setidaknya minggu berikutnya kami sepakat latihan dengan durasi yang lebih lama yaitu dua jam. Maklum, kami sedang semangat-semangatnya latihan karena kurang lebih dua minggu lagi kami akan mentas atau manggung. Setelah bersenda gurau dan diskusi band di es kelapa, kami berpisah ke rumah masing-masing, tapi tidak dengan saya. Saya harus memnuhi janji penting denganband lama saya untuk membicarakan kelanjutan band yang sepakat kami beri nama Belial.

Akhir pekan saya dihabiskan dengan senda gurau dengan personil yang sudah lama sekali jarang lengkap. Ya, kami punya tradisi unik dalam band, kami bukan sekedar band, banyak suka duka hingga konflik yang menurut saya cukup fatal dilalui, tapi nyatanya kami tetap ada. Setidaknya sampai minggu malam itu.

Ya kami berempat sudah berkumpul di kosan teman kami untuk membicarakan kelanjutan band, kurang satu orang. Kembali ke dua hari sebelumnya, saya inisiatif untuk menyatukan Belial lagi, maka saya kumpulkan mereka semua dalam satu grup chat whatsapp, dan jadilah kami sepakat untuk Hari Minggu pukul 19.00 wib. 

Setelah sempat melepas lapar dengan semangkuk bakso malang dengan mie instant, kami terus bersenda gurau memnbunuh waktu untuk menunggu satu lagi kawan saya di Belial yang sudah lama jarang berkumpul, Setelah berkumpul semuanya, barulah kami membicarakan kelanjutan band, seperti biasa, penuh senda gurau. Sampai pada pertanyaan pada masing-masing personil tentang bagaimana kelanjutannya, hampir semuanya setuju lanjut. Hingga pada satu keputusan berbeda pada teman saya yang datang terlambat karena pekerjaannya diluar tersebut.

Ya prasangkan yang muncul karena jarangnya berkumpul dengan kami sering saya tepisakan untuk hal yang positif darinya. Dan ternyata memang ada rencana besar yang diusungnya. Teman saya yang satu ini mau berencana minikah akhir tahun ini atau tahun depan.Wow, sungguh berita menyenangkan, tapin sungguh sangat disayangkan dia tidak bisa bergabung lagi dengan Belial. 

Obrolan kami pun terfokus pada rencana dia ke depan soal rencana pernikahannya, ya dia mau giat bekerja untuk mengejar impiannya tersebut. Kami sungguh mengapresiasi semangatnya. Di sisi lain, memang jauh-jauh hari kami sudah memperkirakan hal tesebut, soal keluarnya salah satu teman kami tesebut, tapi bukan karena lasan menikah.

Dengan kesimpulan bersama, lebih tepatnya kami berempat yang memutuskan untuk tetap bermain band bersama, memilih untuk membubarkan Belial dan membentuk band baru, tapi entah bagaiman progress ke depannya dengan band baru kami. Kami sadar perlahan usia bertambah dan kami punya tujuan penting masing-masing. Progress band baru kami berempat ini bisa dibilang tidak muluk-muluk, tapi kami tetap mengusung komitmen untuk menyediakan waktu disela kesbiukan masing-masing mencari nafkah untuk briefing dan latihan.

Kawan kami yang keluar dari Belial sebenarnya kurang setuju jika Belial dibubarkan, lebih baik dilanjutkan. Tetapi menurut kami, Belial adalah lima orang yang tidak bisa dipisahkan, bukan berempat seperti sekarang. Maka dari itu kami sepakat berganti nama dan konsep band baru kami. Jujur mendengar keputusan teman saya yang satu itu sayan sangat bahagia, disisi lain dengan dua keputusan dia keluar dan belial bubar adalah dua hal yang buat saya akan sangat merindukannya.

Saya memutuskan untuk menggiring minat saya ke musik sejak SMA, dan itu saya terus lakukan dengan konsisten sampai sekarang. Dan Belial adalah alasan saya mencintai genre musik death metal. Bermain band bersama mereka di Belial merupakan pengalaman paling bernilai dari bagi saya pribadi. Saya berkembang di Belial dari belum bisa hingga terbiasa, dan kebiasaan yang kami lakaukan di band luar biasa dan beda dari yang lainnya. Kami berlatiha penuh energi, saya selalu bersemangat berlatih bersama Belial, bahkan ketika dalam keadaan yang sebenarnya paling dilarang dalam berlatih drum yaitu saat lelah dan sait. Seolah-olah saya mendapat energi ekstra tersendiri saat bermain bersama, Alhamdulillah.

Ternyata perjalanan kami di Band Belial harus berakhir. Cukup menyedihkan memang, tapi bisa jadi suatu saat nanti kami memang terpisah dengam keisibukan dan tanggungan masing-masing. Tapi bagi saya pribadi, bermain death metal bersama Belial adalah adrenalin terbaik yang pernah saya rasakan. Terima kasih kawan kita G.. sudah bergabung dan menjadi komposer terbaik bersama kami, mencipta harmoni sempurna bersama Belial. Dan Belial, terima kasih sudah menjadi pengalaman tebaik saya dalam bermusik sampai saat ini. Mudah-mudahan band baru ini menjadi pengalaman yang lebih baik, walaupun saat ini hanya berempat dan sekali lagi tidak muluk-muluk. Big Thanks, Big Respect :)

Jumat, 08 Januari 2016

katakata logika

Gambar: riairwanty.files.wordpress.com

















aku hanyalah bayi merangkak dan masih terbatas gerak
mengenggam nasi yang tak bisa kutelan
ibu, tolong lunakkan nasi ini
karena ayah yang akan mengajarkanku berjalan dalam ketelanjangan

kaki ini terseret dalam katakata logika beraksara
ajari aku menempa besibesi kokoh menjulang ke langit itu
agar bisa menaungi kita dari kekhawatiran
kekhawatiran terlindas oleh zaman

ajari agar aku segera berlari meski kaki ini bernanah berdarah
jangan khawatirkan diriku, meski jalan itu penuh ludah dari lidah penadah
ajari aku segera menelan nasi itu, meski kerikil kutu hingga gabah masuk dalam pencernaanku
ajari aku membuat arus ditengah lawan arus


Kamis, 07 Januari 2016

Sunyi

Gambar: http://rezharendy.com/


aku belajar banyak dari diam
dia mengajarkan aku tentang kesendirian yang hakiki
dalam diamku ada kidung semesta
tentang bagaimana semua ini berjalan

atau tentang penyesalan
aku bahagia dalam diam
karena dia mengajarkanku merenungi diri
tanpa panca indera

aku bahagia dalam diam
di mana aku mampu memantik imaji yang tak pernah padam
berlari diantara derasnya logika
dan realita yang terabrasi oleh rasa

dalam diam aku belajar
menyulam dunia yang semakin temaran
di mana diri dan hati yang juga kadang remuk redam
dalam diam aku belajar tegar agar tak sering berkelakar

dalam diam aku menikmati aliran waktu
yang membuatku engga beranjak dari termangu
kagum akan ciptaan-Mu
dalam diam aku menemukan kebesaran-Mu


Jumat, 01 Januari 2016

Erosi Diri

Gambar: normansatria.files.wordpress.com


















berlari dari sesuatu yang harusnya mati
rasa pahit akan masa lalu
terbelenggu
jangan tunggu aku

aku menantang waktu
kusadar tak mungkin bisa mundur
jangan tengok aku
mungkin sekelebat kau akan melihatku
dalam ruang yang kita sebut rindu

aku hanya kumpulan puisi malang
yang terasingkan dalam kepalan takdir
mengintip dari sela-sela jari
berharap secuil cahaya kecil

tidak kau, bukan kau
bahagialah kau bersama hidupmu yang kau ukir di atas kayu mahogani
mungkin sesekali aku melihatnya
dalam ruang yang kita sebut kata

aku bukan lagi bait pengatar tidur lelapmu
aku hanya hamba-Nya yang tak tahu malu
sudah anggap aku debu
butirannya suatu saat akan datang padamu
sekedar memastikan kau bahagia dengan dunia barumu

jikalau rindumu menggerogoti nurani
tatap langit malam ini
anggap aku cahaya bulan
hanya menyampaikan cahaya dari matahari, bukan diri pribadi