Senin, 11 Januari 2016

Monday Morning (Goodbye Belial)



Setiap orang punya cerita sendiri tentang senin paginya. Senin sering jadi metafora tersendiri bagi day worker ataupun manusia yang terbawa arus aktifitasnya masing-masing, mulai dari sekolah, kuliah, hingga bekerja. I am one of them :) . Mood kita di senin pagi bergantung dari apa yang jadi segesti kita sebelumnya, ada yang belum apa-apa sudah mengeluh seakan berhadapan dengan rutinitas super jenuh hingga menikmatinya ataupun berharap bisa sesibuk orang-orang yang sibuk.

Apapun moddbosster kita, hari ini bagi saya sangatnya medley. Mixed mood ini tidak lepas dari rangkaian aktifitas yang saya lakukan di hari sebelumnya, minggu. Menyenangkan seperti biasa di hari minggu, walaupun bukan lagi zamannya menunggu kartun, saya menunggu jadawal latihan dengan band baru saya dan pertemuan alias briefing dengan band saya yang sudah lama vakum. 

Latihan berjalan seperti biasanya, Alhamdulillah lancar dan menjadi moodbooster saya buat hari itu dan selanjutnya, as usually. Latihan yang saya lakukan sore hari menjelang matahari menuju peraduan itu hanya kurang seperti sebelumnya, setidaknya itu yang dirasakan teman-teman band baru saya. Entah karena cuaca pasca hujan berujung mager, ataupun memang sedang kurang greget latihannya. Setidaknya minggu berikutnya kami sepakat latihan dengan durasi yang lebih lama yaitu dua jam. Maklum, kami sedang semangat-semangatnya latihan karena kurang lebih dua minggu lagi kami akan mentas atau manggung. Setelah bersenda gurau dan diskusi band di es kelapa, kami berpisah ke rumah masing-masing, tapi tidak dengan saya. Saya harus memnuhi janji penting denganband lama saya untuk membicarakan kelanjutan band yang sepakat kami beri nama Belial.

Akhir pekan saya dihabiskan dengan senda gurau dengan personil yang sudah lama sekali jarang lengkap. Ya, kami punya tradisi unik dalam band, kami bukan sekedar band, banyak suka duka hingga konflik yang menurut saya cukup fatal dilalui, tapi nyatanya kami tetap ada. Setidaknya sampai minggu malam itu.

Ya kami berempat sudah berkumpul di kosan teman kami untuk membicarakan kelanjutan band, kurang satu orang. Kembali ke dua hari sebelumnya, saya inisiatif untuk menyatukan Belial lagi, maka saya kumpulkan mereka semua dalam satu grup chat whatsapp, dan jadilah kami sepakat untuk Hari Minggu pukul 19.00 wib. 

Setelah sempat melepas lapar dengan semangkuk bakso malang dengan mie instant, kami terus bersenda gurau memnbunuh waktu untuk menunggu satu lagi kawan saya di Belial yang sudah lama jarang berkumpul, Setelah berkumpul semuanya, barulah kami membicarakan kelanjutan band, seperti biasa, penuh senda gurau. Sampai pada pertanyaan pada masing-masing personil tentang bagaimana kelanjutannya, hampir semuanya setuju lanjut. Hingga pada satu keputusan berbeda pada teman saya yang datang terlambat karena pekerjaannya diluar tersebut.

Ya prasangkan yang muncul karena jarangnya berkumpul dengan kami sering saya tepisakan untuk hal yang positif darinya. Dan ternyata memang ada rencana besar yang diusungnya. Teman saya yang satu ini mau berencana minikah akhir tahun ini atau tahun depan.Wow, sungguh berita menyenangkan, tapin sungguh sangat disayangkan dia tidak bisa bergabung lagi dengan Belial. 

Obrolan kami pun terfokus pada rencana dia ke depan soal rencana pernikahannya, ya dia mau giat bekerja untuk mengejar impiannya tersebut. Kami sungguh mengapresiasi semangatnya. Di sisi lain, memang jauh-jauh hari kami sudah memperkirakan hal tesebut, soal keluarnya salah satu teman kami tesebut, tapi bukan karena lasan menikah.

Dengan kesimpulan bersama, lebih tepatnya kami berempat yang memutuskan untuk tetap bermain band bersama, memilih untuk membubarkan Belial dan membentuk band baru, tapi entah bagaiman progress ke depannya dengan band baru kami. Kami sadar perlahan usia bertambah dan kami punya tujuan penting masing-masing. Progress band baru kami berempat ini bisa dibilang tidak muluk-muluk, tapi kami tetap mengusung komitmen untuk menyediakan waktu disela kesbiukan masing-masing mencari nafkah untuk briefing dan latihan.

Kawan kami yang keluar dari Belial sebenarnya kurang setuju jika Belial dibubarkan, lebih baik dilanjutkan. Tetapi menurut kami, Belial adalah lima orang yang tidak bisa dipisahkan, bukan berempat seperti sekarang. Maka dari itu kami sepakat berganti nama dan konsep band baru kami. Jujur mendengar keputusan teman saya yang satu itu sayan sangat bahagia, disisi lain dengan dua keputusan dia keluar dan belial bubar adalah dua hal yang buat saya akan sangat merindukannya.

Saya memutuskan untuk menggiring minat saya ke musik sejak SMA, dan itu saya terus lakukan dengan konsisten sampai sekarang. Dan Belial adalah alasan saya mencintai genre musik death metal. Bermain band bersama mereka di Belial merupakan pengalaman paling bernilai dari bagi saya pribadi. Saya berkembang di Belial dari belum bisa hingga terbiasa, dan kebiasaan yang kami lakaukan di band luar biasa dan beda dari yang lainnya. Kami berlatiha penuh energi, saya selalu bersemangat berlatih bersama Belial, bahkan ketika dalam keadaan yang sebenarnya paling dilarang dalam berlatih drum yaitu saat lelah dan sait. Seolah-olah saya mendapat energi ekstra tersendiri saat bermain bersama, Alhamdulillah.

Ternyata perjalanan kami di Band Belial harus berakhir. Cukup menyedihkan memang, tapi bisa jadi suatu saat nanti kami memang terpisah dengam keisibukan dan tanggungan masing-masing. Tapi bagi saya pribadi, bermain death metal bersama Belial adalah adrenalin terbaik yang pernah saya rasakan. Terima kasih kawan kita G.. sudah bergabung dan menjadi komposer terbaik bersama kami, mencipta harmoni sempurna bersama Belial. Dan Belial, terima kasih sudah menjadi pengalaman tebaik saya dalam bermusik sampai saat ini. Mudah-mudahan band baru ini menjadi pengalaman yang lebih baik, walaupun saat ini hanya berempat dan sekali lagi tidak muluk-muluk. Big Thanks, Big Respect :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar