Gambar: lazizwahdah.com |
saat lantunan nurani tak tersampaikan
kesunyian ini akrab dengan perenungan
tenggelam dalam syahdunya penantian
penantian untuk kesekian dan sekian
di situlah saatnya menemukan diri yang sebenarnya
saat semua tak dinilai oleh kuantitas kata
saat semua bukan lagi nilai dari cerita hingga mulut berbusa
bahagia...
apakah tawa berbalut drama jadi harga kebahagian?
memekakan telinga kemudian pulang tanpa makna
meringkuk merana
bukan itu...
dalam diam kucipta ruang redup
pagar dengan cuaca hujan beralaskan tanah
bau khas itu, sesekali luangkan waktu untuk cicipi aroma itu
duduk sejenak, masih dalam penantian
diam...
dalam diam ruang temaram, ada bayangan menjejali pikiran
pergi, pergi ini saatnya bermandikan hujan
walau kuyub lusuh
ada jejak tanah terinjak
hanya pengingat banhwa pernah lewat
atau suat saat mungkin untuk singgah (lagi)
aku harus mencari menata diri
sembari
menemukan yang telah pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar