Minggu, 30 Agustus 2015

Rindu Komedi Berkualitas





Well, dari pembahasan kali ini masih berupa soft content yang tentunya tetap kompeten dan many sides with many opinions. Konten menarik yang jadi sorotan utama time traveler di blog ini mengenai komedi Indonesia. Menikmati sajian komedi di media seakan jadi solusi instant buat mereka yang ingin 'terhibur' di akhir pekan atau liburan. Untuk jenis konten komedi bermacam-macam mengikuti perkembangan zaman. Tipe atau acara apa yang kalian sukai? Seberapa besar pengaruh tayangan komedi mempengaruhi selera humor kita ?

Konten Komedi Masa Kini

Dari obrolan bermanfaat di suatu acara, berkumpul beberapa public figure, termasuk di antaranya Melaney Ricardo dan Aming, rasanya masyarakat secara overall mengenal mereka. Tetapi bukan seluk beluk hidup mereka yang kita bahas, tapi beberapa kutipan tentang perspektif bagaimana konten komedi yang berkualitas.

Mengutip sedikit obrolan mereka tentang konten komedi masa kini, Melaney Ricardo menyampaikan sesuatu pembahasan yang menjadikan sinyal penanda bagi kita akan minimnya konten komedi berkualitas yang dikonsumsi masyarakat saat ini. "Salah satu yang buat saya kangen saat ini adalah komedi yang tidak mengeksploitasi kekerasan atau bullying," tutur Melaney.

Aming pun mengomentari  konten komedi boleh saja menggunakan hal tersebut sebagai aksentuasi, tetapi bukan sebagai tradisi yang mendominasi dan bersifat masiv. Karena secara tidak langsung lama kelamaan akan memperngaruhi selera pasar dan kualitas tayangan komedi. Khawatirnya lagi, dalam jangka waktu yang cukup lama mempengaruhi selera humor masyarakat, bahwa dengan mengekploitasi dan mempertunkukkan kekerasan (sekalipun dengan properti yang tidak berbahaya) laris jadi bahan tertawaan. Sebuah ironi jika terus terjadi.

Legenda Komedian Bisa Jadi Teladan

Apabila merujuk dari masa ke masa, Wakop DKI memang pantas jadi teladan bagi komedian masa depan. Mereka mengajarkan bagaimana tayangan komedi tetap lucu dan ringan tanpa harus mengekploitasi kekerasan sebagai lelucon. Mereka punya citra eksklusif dan humornya tidak lekang dimakan zaman serta jauh dari kesan membosankan. Terbukti, banyak aksi dari film yang mereka perankan, tercipta dari aksi spontanitas justru sangat menghibur. Grup komedi yang beranggotakan Dono, Kasino dan Indro ini berkarya bukan sekedar tuntutan pasar, tetapi didasari kreatifitas dari ikatan batin kekerabatan dan persaudaraan yang saat ini biasa disebut chemistry sehingga nampak 'alami'.

Sedangkan untuk saat ini, evolusi komedi ada pada Stand Up Comedy. Komedi yang didominasi monolog seseorang ini berisi kritikan atau lelucon keseharian yang sering kita tidak sadari dan dikemas menjadi hal lucu tersendiri. Ini dapat menjadi salah satu referensi dari banyaknya sajian komedi.

Bagaimanapun juga, patut kita apresiasi sebesar-besarnya usaha dan setiap karya para komedian dalam mewarnai hari-hari penikmatnya, sekalipun kualitas dari konten juga perlu yang kompeten, buka sekedar bullying atau verbal violence. Serta perlunya filterisasi dari pribadi atas berbagai 'sajian' hiburan. Karena komedi seharusnya juga mampu mengedukasi dan 'berisi'. Maju terus karya komedian Indonesia.

1 komentar: