Kamis, 20 Agustus 2015

Etika Komunikasi


'Gebrakan' Menko Kemaritiman Rizal Ramli baru-baru ini cukup buat pemerintahan pusat geleng-geleng kepala. Diluar segala polemik yang berkembang diluar sana mengenai dirinya, mulai dari mengomentari kebijakan pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesai, usulan pergantian nama kemneterian, hingga kritik mengenai kebijakan pembangun proyek listrik 35 ribu megawatt oleh pemerintahan pusat jadi pembelajaran buat kita. 

Substansi yang terkandung dari setiap komentar yang dikeluarkan beliau memang layak jadi pertimbangan. Tapi, mengambil kesimpulan dari banyak pejabat yang dilibatkan dan berkomentar, alangkah baiknya ide kritis tersebut seharusnya berbarengan dengan etika komunikasi yang baik dan ruang dialektika yang kondusif, seperti di ranah sidang kabinet, agar atmosfer dan kredibilitas negara yang baru saja mengalami pergantian beberapa menko terjaga. Tidak gaduh sendiri dalam lingkungan kabinet. Padahal, negara masih butuh banyak perhatian dan tugas ketimbang saling lempar 'bola panas'.

Bagaimanapun juga, menyampaikan aspirasi yang presisi tentu membutuhkan proses kontemplasi serta menghasilkan solusi pasti yang nantinya agar terealisasi. Semoga ini bagian dari proses dinamika komunikasi politik negeri menuju arah demokrasi yang lebih baik lagi.

Bagi yang belum melihat Rizal Ramli dengan komentarnya, di bawah ini ada kreatifitas tampilan karikaturnya beliau bersama para pejabat lain yang terlibat. Gambar bersumber dari media CNN Indonesia dengan mengutip komentar langsung narasumbernya. Semoga bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar