Koalisi yang selama ini berjalan pada roda pemerintahan Republik Indonesia yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) mengalami dinamika politik. Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan bergabung dengan pemerintahan setelah sebelumnya berkoalisi sebagai oposisi di KMP. Motif apa yang sebenarnya melatarbelakangi manuver politik ini?
Tendensi pada Ugensi Ekonomi
Ketua DPP PAN, Zulkifli Hasan datang ke Istana negara untuk menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Presiden Jokowi Kedatangan Zulkifli Hasan ditemani oelh Sekjen PAN Edy Soeparno dan Ketua MPP PAN Sutrisno Bachir. Sedangkan Presiden Joko Widodo menyambut rombongan koalisi barunya dengan ditemani Kepala Staf Kepresidenan yang baru saja dilantik yaitu teten Masduki dan Wiranto yang datang bersama PAN.
Urgensi Ekonomi jadi alasan bergabungnya PAN setelah selama ini bersama KMP. seperti diketahui, gejolak ekonomi global yang berimbas pada Indonesia menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang berkurang dan genting seperti ini. "Sudah bukan saatnya lagi mementingkan kepentingan golongan dalam keadaan genting seperti ini," Zulkifli menambahkan.
Murni Konsolidasi?
Dengan bergabungnya PAN, dominasi pendukung pemerintahan Jokowi semakin bertambah. "Saya melihat PAN mengutamakan kepentingan yang lebih besar, kepentingan negara dan rakyat, inilah politik kebangsaaan," kata Jokowi usai menrima Zulkifli Hasan dan PAN menjadi KIH.
Keputusan politik yang ditempuh PAN menjadi pertanyaan buat PKS selaku bagian dari KMP. "Kalau saya ibaratkan KMP seperti pesawat, pilotnya Gerindra dan co-pilotnya PAN. Lucu saja pesawat lagi anteng kok tiba-tiba co-pilotnya loncat," ujar Ketua DPP PKS dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. "PAN perlu menjelaskan ke KMP maksudnya apa,"tambahnya.
Dengan ini jumlah KMP di kursi parlemen berjumlah 210 orang yang terdiri dari Gerindra (73 kursi), Golkar(91), PKS (40) dan PPP (6), hal ini dipersulit denga dulisme yang dialami oleh Golkar dan PPP. Sedangkan KIH bertambah dengan masiknya PAN (48 kursi), PDIP (109 kursi), PKB (47 kursi), Partai Nasdem (36 kursi), Partai Hanura (16 kursi), PPP (33 kursi).
Koalisi murni konsolidasi ? kita lihat jika ini memang demi Indonesia ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar