Minggu, 13 September 2015

“Pamulang Distorsick”, Bangkitnya Musik Grunge Di Tangsel

Kecintaan akan musik bergenre grunge ternyata masih mendapatkan tempat tersendiri di hati para pendengarnya, khususnya di Tangsel. Dari sekedar hobi bermusik hingga berkumpul mempersatukan visi dan misi jadi kunci anak-anak grunge ini berkumpul dan terus berkarya.

Gelar acara Musik untuk Hidupkan Grunge (lagi)



                
              Komunitas ini mencoba menhidupkan era atau masa-masa dimana mereka masih konsisten bermusik pada genre grunge. Sebut saja band Soundgarden, Alice ini Chains hingga lengenda Nirvana yang menginspirasi setiap musisi grunge di seluruh belahan dunia. Rico salah satunya, personil band Insulin sudah malang melintang di dunia grunge sejak 1998 bersama band senior lainnya yaitu Kacamata Bolong. Bukan perkara mudah bagi pemuda yang saat ini sudah memiliki kesibukan bekerja dan memiliki keluarga ini. Ditambah lagi, gairah musik grunge  di Tangsel pun meredup seiring dengan terpencarnya para musisi dengan kecintaan genre yang sama atau bahkan beralih profesi lain.

              Barulah kemudian, pada tahun ini dengan inisiasi dari kawan-kawan senior grunge lainnya serta dukungan musisi grunge Tangsel yang baru merintis, Rico mengaggas membentuk komunitas musik grunge bernama “Pamulang Distorsick”. Kepanitiaan acara bernama ‘Bersinergi vol. 1” pun terbentuk benrdasarkan kecintaan mereka akan musik grunge. Kemudian dengan mengumpulkan 12 band, mereka menjalani acara bertemakan solidaritas sesama band grunge pada 12 September lalu. Antusiasmenya pun cukup membludak, hingga memenuhi pelataran ruko Pasar Kita. Suasana dibuat sedemikian rupa, mengingatkan kita pada nuanasa musik grunge, dari nuansa musiknya dengan riff gitar yang ‘berat’ hingga dandanan ala sang legenda grunge Kurt Cobain dengan flanel kotak-kotak dan sepatu  dengan brand converse.

              Motivasinya, apalagi kalau bukan untuk menghidupkan musik grunge dan mengumpulkan musisi-musisi grunge di Tangsel, bahkan terbuka untuk wilayah lainnya. Misi jangka panjangnya, mereka akan terus mencoba mengadakan acara swadaya ini secara konsisten setiap bulannya dan akan terus mewadahi musik grunge atau musik berdistorsi lainnya. Ya, walaupun kecintaan mereka begitu besar terhadap musik grunge, mereka tetap terbuka dengan genre lainnya untuk sekedar berkumpul atau berpartisipasi dalam acara musiknya. Tidak heran jika pada acara perdana mereka ada satu band bergenre melodic ikut meramaikan acara grunge tersebut.

Bermusik untuk Berkarya Secara Positif dan Membangun Kritik Sosial


              Sesuai dengan karakter musiknya, musik grunge yang diusung kawan-kawan “Pamulang Distorsick” ini bertemakan kritik sosial dengan mengalunkan lirik-lirik ironi negeri ini dan keadaan sosial di kehidupan sehari-hari. Bahkan, secara gamblang mereka mengkritik pemerintahan kita yang sudah terlalu lama ‘asik’ korupsi. Belum lagi seputar kehidupan sosial yang sering ada, seperti pada lagu anak mami yang mengangkat kehidupan anak yang bergelimangan harta dan ketergantungannya terhadap orang tua.

              “Kejujuran” mereka membawakan musik menjadi lebih mudah diterima di kalangan anak muda, khususnya pecinta grunge. Meskipun oleh beberapa kalangan lainnya, musik grunge masih dianggap urakan sehingga minim dukungan, Pamulang Distorsick mengaku terus berkarya dan mengumpulkan kawan-kawan pecinta musik grunge dari seluruh wilyah, khususnya Tangsel. Untuk keberlangsungan acara berikutnya, mereka terus mengumpulkan dana bahkan pada acara pertama mereka sengaja menjual sticker acara komunitas mereka sebagai donasi untuk tambahan dana acara mereka.


                 Kebersamaan mereka dalam bermusik juga akan diabadikan dalam bentuk karya album kompilasi dari band-band yang menggagas acara komunitas mereka di Bersinergi Vol. 1. Untuk kegiatan Pamulang Distorsick berikutnya, mereka rencananya akan menggabung konsep acara musik grunge dan melodic dalam judul acara grunge vs melodic. Bukan bermaksud mengadu kemampuan antar genre, melainkan mereka kerap bekerja sama dengan musisi-musisi melodic, bahkan Rico mengakui beberapa personil termasuk bandnya (drummer Insulin) mempunyai project band lainnya pada genre band melodic. Ini bukti bahwa musik mereka tidak mendiskriminasikan genre musik lainnya.

3 komentar:

  1. terima kasih kang untuk traveler tulisan pamulang distorsinya.. sumpah merinding bgt w gan ngebacanya..

    mari kita majukan semua komunitas ada di daerah kita khususnya daerah pamulang..

    grunge gak akan pernah mati..
    w bakalan bantu lo trua kor..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama bro, mudah-mudah terinspirasi dan bermanfaat. Terus dukung musik komunitas dan makin semangat berkarya

      Hapus
  2. Mantap om,.support trus om acara ini.

    BalasHapus